BAKHIL SAMA DENGAN PELIT DAN 'MEREGEHESE'

Menurut bahasa kata bakhil adalah al-bukhlu 
(البخل) yang artinya menahan sesuatu.
Sedangkan menurut istilah bukhl adalah perbuatan seseorang menahan/ tidak memberikan sesuatu yang semestinya wajib diberikan kepada
orang lain, baik wajib secara agama maupun wajib secara kepatutan menurut adat. Orang yang tidak mau membayar zakat, tidak memberi nafakah kepada keluarga disebut bakhil, karena secara agama zakat dan nafakah adalah wajib.

Demikian juga orang kaya raya yang memberi nafkah yang sedikit kepada keluarganya, atau barang yang jelek menurut masyarakat termasuk oaring bakhil.

Prilaku bakhil seperti ini muncul karena terlalu cinta kepada dunia. Ia meyakini harta bendanyalah yang akan menyelamatkan di dunia maupun di akhirat. Padahal harta yang sesungguhnya adalah harta yang ia sedekahkan kepada orang lain. Harta yang hanya dinikmati sendiri akan lenyap seiring
dengan hilangnya kenikmatan di dunia. Sedangkan harta yang disedekahkan akan kekal nikmatnya kelak di akhirat.

Orang bakhil merasa sayang terhadap hartanya untuk diberikan kepada orang lain, apalagi berkorban demi kebahagiaan orang lain. Orang bakhil kadang keterlaluan, hingga kikir terhadap keperluan dirinya sendiri, hawatir hartanya berkurang. Karena itu sungguh buruk di mata masyarakat prilaku
orang kikir, sehingga dijauhi masyarakat.

Sebagaimana disebutkan di atas, bahwa bakhil disebakan karena cinta dunia, sedangkan cinta dunia disebkan karena dua hal, yaitu; mencintai kesenangan dunia, dan merasa senang terhadap harta di tanganya. 

Maka cara menghindari sikap bakhil dengan cara antara lain;
- Sabar terhadap sikap sederhana
- Menerima terhadap apa yang dimiliki.
- Banyak mengingat mati, agar tidak terlalu panjang angan-angannya.
- Merenungkan terhadap orang-orang kaya yang meninggal, ternyata harta kekayaannya tidak dibawa namun ditinggal begitu saja dan dinikmati ahli warisnya yang belum tentu mengingatnya lagi.
- Merenungkan betapa buruknya prilaku orang-orang yang baklhil di sekitar kita.
- Merenungkan hadits yang mengecam prilaku bakhil dan memuji-muji prilaku dermawan.
- Menayti bahwa maksud dan tujuan harta adalah untuk memenuhi sekedar kebutuhan hidupnya, sisanya adalah untuk simpanan dirinya kelak di akhirat dengan cara disedekahkan.

Dengan memperhatikan sikap seperti ini, maka akan mudah bersikap
dermawan sehingga terhindar dari sikap bakhil.

c. Dalil tentang bakhil

Dalil naqli tentang bakhil sebagai berikut ;

8. dan Adapun orang-orang yang bakhil dan merasa dirinya cukup,
9. serta mendustakan pahala terbaik,
10. Maka kelak Kami akan menyiapkan baginya (jalan) yang sukar.
11. dan hartanya tidak bermanfaat baginya apabila ia telah binasa. (QS.Al-Lail. 8-11)

Dalil lainnya:

Ingatlah, kamu ini orang-orang yang diajak untuk menafkahkan (hartamu) pada jalan Allah. Maka di antara kamu ada yang kikir, dan siapa yang kikir Sesungguhnya Dia hanyalah kikir terhadap dirinya sendiri. dan Allah-lah yang Maha Kaya sedangkan kamulah orang-orang yang berkehendak (kepada-Nya); dan jika kamu berpaling niscaya Dia akan mengganti (kamu) dengan kaum yang lain; dan mereka tidak akan seperti kamu ini. (QS.Muhammad: 38)

Allah mencela orang-orang yang tidak mau menginfakkan hartanya di jalan yang telah diperintahkan Allah, seperti untuk berbuat baik kepada orang tua, kerabat karib, anak-anak yatim, orang-orang miskin, tetangga yang dekat, tetangga yang jauh, ibnu sabil dan hamba sahaya. Mereka pun tidak mengeluarkan hak Allah yang terdapat dalam harta.

d. Akibat bakhil
Bakhil tidak hanya mendatangkan kerugian di dunia semata, namun di akhirat pun orang bakhil akan mendapat azab karena kebakhilannyan tersebut.

Di antara akibat yang ditimbulkan oleh bakhil adalah :
1. Akan sulit mendapatkan kebahagiaan.
2. Hina di hadapan orang lain.
3. Orang yang bakhil akan tersiksa jiwanya, karena selalu memikirkan
bagaimana cara agar hartanya bertambah.
4. Hartanya tidak bermanfaat karena hanya ditumpuk saja. Bahkan orang
yang sangat bakhil tidak mau hartanya berkurang sedikitpun, walau
sekedar memenuhi kebutuhannya sendiri.
5. Pada hari kiamat kelak, harta yang ditumpuknya akan dikalungkan di
lehernya sebagai balasan atas kebakhilannya.
6. Harta yang ditumpuknya tidak bermanfaat sama sekali dihadapan Allah,
melainkan hanya akan mendatangkan kerugian baginya.
7. Kehancuran yang disebabkan peperangan sesama manusia, sebagai mana
yang telah menimpa umat-umat terdahulu.


Tidak ada komentar:

Write a Comment


Top