,


    -->

    Ikhwan Kamil Marfu, ini adalah nama lengkap saya. Saya dilahirkan di Tangerang pada hari Rabu tanggal 10 Nopember 1965, di ”bubuan” Sumur Bor Desa Jati Kec. Mauk (sekarang Desa Buaranjati Kec. Sukadiri).
    Ketika menginjak usia sekolah sekitar umur 6 tahun, ditandai dengan tangan kanan dah bisa sampai ke telinga melintasi atas kepala, saya mulai disekolahkan di SDN Jatigintung I pagi. Waktu itu belum ada TK. Saya menyelesaikan SD pada tahun 1977. Pada waktu SD kelas 2, pada siang hari saya bersekolah juga di Madrasah Ibtidaiyah Mathla’ul Anwar Jati (sekarang SMP MA Buaranjati). Gak sampai kelas 6, karena kelas 5 dah ikutan ujian. (yah kalau sekarang ekselerasi, lah).
    Selesai tamat di SD kemudian melanjutkan sekolah di SMPN 1226 Mauk yang sekarang berubah nama menjadi SMPN I Mauk, yang kemudian tamat di tahun 1981. Ingat loh waktu kelas I SMP sekolahnya setahun setengah. Kebijakan pemerintah secara nasional ditambah setengah tahun. Makanya sekarang tahun ajaran baru dimulai pada bulan Juli, padahal sebelumnya tahun ajaran baru dimulai pada bulan Januari. Biarin aja lah biar tambah pinter.
    Tamat SMP, saya melanjutkan ke Madrasah Aliyah Mathla’ul Anwar Pusat Menes Pandeglang. Kenapa melanjutkan ke Menes? Karena waktu itu Menes lagi ’ngetrend’. Kan budaya orang Jati mah ”tuturuti”. Rame ke Menes, banyak ke Menes. Rame ke Cipasung banyak ke Cipasung. Begitu kan sampe sekarang juga? Di Aliyah MA Menes tamat tahun tahun 1984. Enakin juga loh 3 tahun tinggal di Menes. Bisa belajar bahasa sunda yang agak halus, belajar ’nyoret’ kitab gundul, belajar berkebun, dan seabreg pengalaman.
    Tapi juga pernah ngalami kenangan pahit tuh! apa? Waktu kelas 1 pernah jatuh dari jembatan kereta, masih untung gak ke jurang, karena keburu pegangan ke besi jembatan.
    Dari Menes melanjutkan ke Ciputat yaitu ke IAIN (sekarang UIN), ambil Fakultas Tarbiyah jurusan/program IPS, karena bercita-cita ingin jadi guru. Tamat Januari 1990. Sehingga mulai Januari 1990, tambah panjang deh namanya menjadi Drs. Ikhwan Kamil Marfu.
    Sejak tahun 1990 mulai mencoba ngamalin ilmu yaitu dengan mengajar sembari mengabdi di Perguruan MA Jati. Ya sambil bolak balik ke Ciputat. Karena waktu itu masih ada kerjaan ngajarin privat ngaji, lumayan buat tambah-tambah.
    Tahun 1993, alhamdulillah mulai menjadi pegawai negeri Perpustakaan Nasional di Salemba Raya Jakarta. Banyak juga pengalaman dan ilmu baru yang diperoleh di kantor ini, terutama dunia perpustakaan. Di Perpustakaan Nasional pernah dipercaya sebagai Subyek Spesialis Islam, pernah juga jadi Ketua Kelompok pengolahan Bahan Pustaka Luar Negeri, juga pernah jadi Wakil Sekretaris KORPRI Unit Perpusnas.
    Tahun 2000, karena punya rumah di kampung halaman, akhirnya dinasnya tidak lagi di Perpusnas (sebutan singkat Perpustakaan Nasional). Tapi pindah ke ’habitatnya’ sebagai guru, yakni guru di Madrasah Aliyah Negeri (MAN) Mauk. Sejak tahun 2001 sampai sekarang mengajar mata pelajaran Sejarah.
    Disamping tugas pokok mengajar, juga ada tugas tambahan, yaitu: pernah jadi Wakil Kepala Madrasah Bidang Kesiswaan, dan Wakil Kepala Madrasah Bidang Humas. Sekarang tugas tambahannya sebagai Wakil Kepala Madrasah Bidang Kurikulum.
    Sejak tahun 2006, karena tuntutan aturan dan zaman, bersama teman-teman guru, melanjutkan kuliah program S2 di Universitas PGRI Adi Buana Surabaya. Kuliahnya gak di Surabaya, tapi setiap semester wajib ke Surabaya. Tahun 2008 alhamdulillah kuliahnya selesai. Sehingga namanya tambah panjang lagi deh menjadi Drs. Ikhwan Kamil Marfu, M.Pd.
    Waktu sekolah dan kuliah seneng banget tuh ke --yang namanya-- berpacaran, eh sorry ’berorganisasi’ maksudnya. Di Aliyah dulu pernah jadi Ketua Ikatan Pelajar Tangerang-Menes. Juga waktu kelas 2 jadi ketua IPMA (Ikatan Pelajar Mathla’ul Anwar). Waktu kuliah, beberapa organisasi pernah diselami. Diantaranya; pernah jadi pengurus HMB (Himpunan Mahasiswa Banten) cabang Ciputat. Pernah jadi Ketua KAMAJAYA (Keluarga Abituren Mathla’ul Anwar Jakarta Raya). Pernah jadi Pengurus HMI (Himpunan Mahasiswa Islam) cabang Ciputat. Juga pernah jadi Ketua Umum PII (Pelajar Islam Indonesia) Cabang Ciputat. Wah kapan tuh bagi waktu untuk kuliah dan berorganisasi? Kenyataannya bisa. Terbukti hasil kuliahnya (IP-nya) tinggi juga. Berorganisasi itu asik juga, banyak ilmu yang bisa kita peroleh yang tidak diberikan di bangku kuliah. Disamping itu juga bisa banyak berkenalan dengan semua lapisan masyarakat dan bisa melakukan kunjungan/pesiar ke berbagai tempat.
    Buat anak-anak Bapak yang baik hati dan rajin mengaji, pesan Bapak:
    Kalau ingin jadi orang sukses, rajin-rajinlah belajar. Belajar ke Buku, belajar ke Orang-orang, dan Belajar ke Alam. Hiduplah dengan penuh PD, jangan cepat putus asa. Hiduplah seperti air. Kamu liat air, dia tidak pernah diam, selalu gerak terus mencari dan mengisi lubang-lubang yang kosong, dia gak tamak, tidak pernah air mucung ketika mengisi yang kosong. Air tidak sombong, kamu liat kalaupun dia dipaksa untuk mancur, tapi dia tetap tawadhu (rendah hati) ke bawah lagi. Padahal dia mampu menyegarkan orang saat kehausan. Hiasilah hidupmu dengan banyak melakukan aktifitas positip, jangan mengikuti orang lain yang kita tidak tau manfaatnya (wala taqfu ma laisa laka bihi ’ilm). Kata Uyut Urang jatimah ”Ulah Tuturuti Lamun Teu Ngarti”, semoga.


Top