Tokoh MAN Mauk

Saifullah, S.Ag (Wakamad Bidang Kesiswaan): "Hidup Harus Punya Iman dan Prinsif"

Saya lahir di Tangerang tanggal 7 Agustus tahun 1968. sekarang saya tinggal di RT 03/03, gang Preman desa Jatiwaringin kec. Mauk, kab. Tangerang. Alhamdulillah saya udah laku, baru punya satu orang isteri dan tiga orang anak dari enam yang direncanakan. Yang paling gede berjenis kelamin perempuan, dah kelas 6 SD, sementara yang laki-laki kelas IV di MIT, sakolaan-nya pak Endi. Yang ketiga di TK MA, sakolaannya bu Tati Sabriyah, yang isteri pak SBY (Syarif Budiman –Red.) itu.


Dulu saya sekolah di MI Nurul Falah di Sarakan, lalu meneruskan ke MTs Matha’ul Anwar Buaranjati yang di belakang MAN. Kemudian saya melanjutkan ke Pendidikan Guru Agama Negeri di Serang, lalu ke IAIN SGD di Bandung (lulus pada tahun 1994).


Sejak kecil saya kepengen jadi guru atau ustadz, karena saya melihat seorang ustadz itu secara materi serba kekurangan, tapi kelihatannya tenang. Itu dulu saat melihat guru idola saya, yaitu ust. Ansyarullah Abdul Ules, bapak kepala MAN demisioner.


Saya mengajar di MAN sejak MAN berdiri. Memang dulu sih saya pernah mengajar di SMP, SMA, dan MTs Mathla’ul Anwar, MTs Al-Mansyuriyah di Gerudug, dan MTs Nurul Falah di Sarakan.


Selain di MAN Mauk, saya juga mengajar di STKIP Dinamika Umat Sepatan. Meskipun saya menjadi dosen, sampai saat ini masih kuliah S2 di Universitas Muhammadiyah Jakarta (UMJ).


Selain ngajar dan kuliah, saya iseng-iseng ngajar ngaji anak-anak. Saya pikir, lumayanlah meskipun iseng tapi dapat pahala, kadang-kadang dapet duit. He-he-he. Itupun kalo ada yang ngasih.


Di MAN Mauk ini memang kadang menjumpai kejadian-kejadian lucu, saking banyaknya saya sudah gak ingat. Saya sudah tidak mengingat lagi mana yang lucu, sebab saya sendiri sering ngelucu. Tapi saya gak tau, saya lucu apa gak lucu.


Pesan saya sih untuk anak-anak MAN Mauk:


Hidup itu harus punya cita-cita, sebab cita-cita adalah harapan, sedangkan harapan adalah doa. Hidup juga harus berprinsif, dengan prinsif hidup mudah-mudahan kita tidak mudah terpengaruh oleh orang lain. Lebih penting lagi harus punya iman yang kuat.
Tapi bukan
TEGAR BERIMAN lho, sebab itu sih plesetan dari “Tetap Segar Bersama Isteri Teman”. Auzubillah, ih.


2 komentar:

  1. Komentar ini telah dihapus oleh pengarang.

    BalasHapus
  2. Inalillahi wa innailaihi roziun.
    Selamat jalan pak saefullah, semoga amal ibadah mu diterima disisi ALLAH SWT.

    tangerang 31/7/2019 03:47
    @RSUD kab.tangerang

    BalasHapus


Top