TERLARIS
-
Imam al-Ghazāli mendefinikan qalb, ruh, nafsu dan akal adalah istilah yang serupa tapi tidak sama. Tidak jarang orang memberi makna yang sal...
-
Bersyukur kepada Allah pada hakikatnya didasarkan atas pengakuan kita bahwasannya segala kenikmatan yang ada pada diri kita dan semua makhlu...
-
M a drasah yang unggul dapat dipahami sebagai Madrasah yang memiliki input dan output pendidikan yang tinggi dengan daya dukung sarana da...
-
At-Tabdżīr artinya pemecah-belahan, sebagai mashdar dari bażżara - yubadzziru - tabziran. Makna aslinya, melempar bibit. Kata ini juga dipak...
-
Inilah Daftar Kolektif Nilai Ujian Akhir Madrasah Berstandar Nasional (UAMBN) tahun pelajaran 2015/2016, Program Studi: Ilmu Pengetahuan Ala...
-
Inilah Hasil Rapat Pleno Kelulusan Tahun 2017 bagi kelas XII Bidang Studi IPA, IPS, dan AGAMA. Kesuksesan serta masa depan yang cera...
-
Inilah Hasil Rapat Pleno Kelulusan Tahun 2017 bagi kelas XII Bidang Studi IPA, IPS, dan AGAMA. Kesuksesan serta masa depan yang cerah...
-
Inilah Hasil Rapat Pleno Kelulusan Tahun 2017 bagi kelas XII Bidang Studi IPA, IPS, dan AGAMA. Kesuksesan serta masa depan yang cerah...
-
Secara bahasa serakah berarti selalu hendak memiliki lebih dari yang dimiliki . Sedangkan menurut istilah serakah adalah suatu perbuatan ses...
-
Saifullah, S.Ag (Wakamad Bidang Kesiswaan): "Hidup Harus Punya Iman dan Prinsif" Saya lahir di Tangerang tanggal 7 Agustus tahun...
Category
MAN3TANGERANG. Diberdayakan oleh Blogger.
MENU
Mapel
(
24
)
Berita
(
20
)
Artikel
(
18
)
Tokoh
(
16
)
AKHLAK KELAS XI
(
10
)
AKLAK KELAS X
(
10
)
Featured
(
9
)
Profile Guru
(
6
)
Cerpen
(
5
)
Hikmah
(
5
)
Siswa Berprestasi
(
5
)
Bahasa
(
1
)
Gramatika Bahasa Arab
(
1
)
Misteri
(
1
)
Opini
(
1
)
Organisasi
(
1
)
Sastra Islam
(
1
)
Ta'limul Muta'allim
(
1
)
Mengenai Saya
- MAN 3 TANGERANG
- Sukadiri, Tangerang, Indonesia
- MADRASAH yang unggul dapat dipahami sebagai Madrasah yang memiliki input dan output pendidikan yang tinggi dengan daya dukung sarana dan prasarana yang lengkap serta tenaga kependidikan yang Profesional. Usaha ini penting dilakukan agar asumsi tentang madrasah sebagai “sekolah kelas II” dapat segera hilang, serta minat masyarakat untuk memasuki dunia madrasah makin tinggi. MAN 3 TANGERANG bukanlah sekolah yang dikelola asal jalan, output yang asal jadi, serta dibimbing dengan sejumlah guru yang asal ada. MAN 3 TANGERANG merupakan sekolah unggul, karena: 1. Ketersediaan tenaga kependidikan yang profesional. 2. Kelengkapan sarana dan prasarana. 3. ditangani dengan sistem menajemen profesional yang modern, transparan, dan demokratis 4. Kurikulum yang sesuai dengan kebutuhan masyarakat dan tantangan dunia modern 5. Pengembangan jaringan madrasah 6. Pemilihan program yang sesuai dengan daya dukung ketenagaan dan sarana prasarana yang tersedia. Karena dan untuk tujuan itulah madrasah ini terlahir di pesisir Pantai Utara Tangerang sejak belasan tahun lalu.
Jumlah Pengunjung Saat ini
Artikel
Dan setelah Musa cukup umur dan sempurna akalnya, Kami berikan kepadanya hikmah (kenabian) dan pengetahuan. (QS. 28:14).ALLAH menghendaki sesuatu 'untuk' kita dan menghendaki sesuatu 'dari' kita. Manakala Allah swt menghendaki sesuatu dari dan untuk kita, itu pertanda ada sebab atau faktor-faktor behind-screen, yang, terkadang luput dari perhatian kita. Secara eksplisit al-Quran menyatakan seperti itu:Dan Kami hendak memberi karunia kepada orang-orang yang tertindas di bumi (Mesir) itu dan hendak menjadikan mereka pemimpin, serta menjadikan mereka orang-orang yang mewarisi (bumi). (QS. 28:5).
Berfikir Matang
Di sini kita lihat beberapa fenomena. Diantaranya,
Pertama, Allah SWT menyuruh ibunda Musa untuk menyusui Musa yang masih bayi itu. Lalu ia pun menyusui Musa agar 'mengumpulkan' air susunya. Namun yang terjadi kemudian Musa tidak pernah menerima air susu siapapun, selain air susu ibunya. Kalau saja Allah swt tidak menyuruhnya menyusui Musa, tentunya lebih baik menyuruh orang lain (baik khadimah/babysitter, atau orang lain) yang menggantikan posisinya. Tapi itu tidak terjadi.
Kedua, sebelum dan sesudah Musa dilahirkan, ibunda Musa dikecam rasa takut luar biasa. Bayangkan, kelahiran bayi laki-laki adalah ancaman mati. Algojo-algojo Firaun siap menebas leher bayi siapa saja yang berjenis kelamin laki-laki. Lalu, Allah swt memberi petunjuk: memerintahkannya untuk menjatuhkannya ke Yamm (lautan lepas), agar sang bayi melanglang, jauh dari jangkauan para intelijen Firaun. (Sekali lagi, ke lautan lepas, bukan ke sungai Nil, apalagi Citarum!). Itu artinya bahwa memang ada rasa takut, sedih, sekaligus 'kelapangan' hati melepas Musa yang masih bayi dan tak mengerti apa-apa. Fakhrurraji, dalam tafsirnya, memberi analisa lebih lanjut:
"ini adalah suatu isyarat tentang keyakinan yang mantap kepada Allah swt. Keyakinan atau tsiqah: adalah salah satu bentuk penyerahan diri secara mutlak". Tidak bersedih akan masa lalu, tidak takut akan masa depan. Risalahlah yang menjadi tujuan utama. Musa sudah masuk 'nominasi' untuk meraih gelar kenabian.
Lalu, Musa mencapai usia akil baligh, beroleh kesempurnaan akal, kearifan dan hikmah. Tentu semua berkaitan dengan hati ibu yang (sekalipun) naluri keibuannya terus dipicu konflik. Komposisi hati tersusun diantara emosi atau rasa, sementara –barangkali- emosinya kontradiksi dengan keputusannya yang tiba-tiba. Maka, binasa sudah langkah establisasi untuk sang anak tercinta, hancur lebur hatinya menghadapi purna kejutan: ketika kecil, sang anak dihantui teror, ketika dewasa dalam bayang-bayang keganasan Firaun.
Tapi Musa tetaplah Musa. Kendati berada dalam asuhan istana sang raja, selain fisiknya kuat, hati dan spiritualitasnya tetap terjaga, tidak terkontaminasi arogansi Firaun, manusia yang mengaku Tuhan itu. Musa tak perlu hidup di zaman ini, yang mengenal agama sebagai "the ultimate thing" doang. Setelah itu, hilang bersama fulus atau hujan Dollar.
Di balik kesempurnaan jasad dan ruh tersebut terkandung hikmah, yaitu, proses permulaan 'pengembalian' (intikas) kepada bentuk asal, seperti dalam firman Allah swt:
Dan barangsiapa yang Kami panjangkan umurnya, niscaya Kami kembalikan mereka kepada kejadian(nya). (QS. 36[Yaasin]:68).
Maksudnya: Kami hentikan, tidak Kami tambahkan lagi kekuatan fisik dan mentalnya, juga tidak Kami kurangi, kecuali para nabi. Dalam pengertian lainnya, Musa as memang tengah berada di usia 'stabil'. Masa mudanya sudah berlalu, akalnya sudah matang, jiwanya sehat, dan inderanya walafiat. Sampai pada batas dimana naluri manusia tidak bisa bertambah lagi, kecuali para nabi.
Begitu juga Musa alaihissalam.
Ini menjadi pelajaran bagi "manusia" sesudahnya: agar memilih target masa panjang dipersenjatai dengan agama, norma dan good morality, yang memungkinkannya meniti anak tangga menuju ke ketinggian martabat.
***
Sekarang timbul pertanyaan. Dalam surah Yusuf ayat 22 disebutkan: Dan tatkala dia cukup dewasa, Kami berikan kepadanya hikmah dan ilmu, tanpa menyebutkan "…dan sempurna akalnya" (seperti yang tertera dalam surah Al-Qashash mengenai kisah nabi Musa as di atas). Mengapa?
Ahli tafsir memahami bahwa itu untuk menarik perhatian umat Islam sebagai manusia yang memiliki naluri hubbul istithla' (hobi mengeksplorasi), sampai hati kita tenang. Ayat itu juga tidak perlu diperbandingkan, karena wahyu memang berbeda. Wahyu yang diturunkan kepada nabi Yusuf as adalah "wahyu ilham", sementara wahyu untuk Musa as adalah "wahyu risalah". Itu artinya bahwa wahyu risalah diperlukan nadj (kematangan berfikir) dan istiwa (kesempurnaan akal), berbeda dengan wahyu ilham yang tidak memerlukan dua hal tersebut.
Dengan kata lain, Yusuf as tidak perlu sampai menunggu kesempurnaan akal setelah ia mencapai akil baligh. Terbukti, ketika Yusuf dilemparkan ke dalam sumur oleh saudara-saudaranya, saat itu wahyu turun:
"Sesungguhnya kamu akan menceritakan kepada mereka perbuatan mereka ini, sedang mereka tiada ingat lagi". (QS. 12:15).
Benar, karena manakala Yusuf bermimpi melihat bintang gemintang, matahari dan bulan bersujud kepadanya, langsung ia ceritakan kepada ayahnya.
Adapun Musa as., saat akil baligh dan berfikir matang, sama sekali tidak melakukan hal tersebut, karena ia sendiri tidak tahu apa yang dikehendakinya kecuali sesudah memasuki usia senja, melewati masa perbudakan, berjalan bersama keluarganya, hingga melihat api di lereng gunung Tursina. Wallahu a'lam. []
Penulis aktif dalam dakwah di dunia maya: http://religiusta.multiply.com/journal/item/35
Top 10 Popular of The Week
-
Secara bahasa serakah berarti selalu hendak memiliki lebih dari yang dimiliki . Sedangkan menurut istilah serakah adalah suatu perbuatan ses...
-
Imam al-Ghazāli mendefinikan qalb, ruh, nafsu dan akal adalah istilah yang serupa tapi tidak sama. Tidak jarang orang memberi makna yang sal...
-
Menurut bahasa kata bakhil adalah al-bukhlu (البخل) yang artinya menahan sesuatu. Sedangkan menurut istilah bukhl adalah perbuatan seseoran...
-
MAN MAUK Dinobatkan sebagai Madrasah Paling Berprestasi se-Propinsi Banten tahun 2005 I. Prestasi dalam bidang Akademik Tahun Pelajaran 1999...
-
Tamak adalah mengharapkan apa yang dipunyai orang lain dengan tanpa hak. Orang tamak selalu mengharap pemberian orang lain, dengan tanpa ala...
-
Menurut bahasa zuhud, dari kata زَهَدَ yang dapat diartikan dengan berpaling, meninggalkan, menyendiri, tidak bergantung kepada dunia, atau ...
-
"Susun dan Sebar" dalam Retorika Al-Quran Taufik Munir LAFF WAN NASYR merupakan tehnik komunikasi...
-
Assalamu'alaikum Wr. Wb. pak usatdz… Pak saya mau tanya tentang mitos kuil Sulaiman, apakah lokasinya berada pada lokasi yang sama denga...
-
Mabuk-mabukan. Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI) mabuk adalah berasa pening atau hilang kesadaran (karena terlalu banyak minum-mi...
-
Rosbandi, M.Pd. Nama yang tidak asing lagi di kalangan pendidikan di kecamatan Mauk. Ia lahir di Tangerang, 17 Maret 1960. Menamatkan pendid...