Kelas X

Kelas XI

TABZIR DAN MUBAZIR SAUDARA SYETAN

07 Nov 2016

Kelas XII

Prestasi Siswa

Long Live "Humanity Holic"!!!

Catatan Aktifisassalamu alaikum....Hai semua, pa kbr?Berhubung t...

  • 22 Aug 2010
  • 0

MEMURNIKAN IBADAH DENGAN IKHLAS

Pengertian ikhlas, menurut bahasa berarti murni, tidak bercampur dengan yang lain.

Dalam kontes ini ikhlas berarti amal yang hanya karena Allah SWT, tidak bercampur dengan dorongan pujian, harta, hal kesenangan duniawi lainnya.

Pengertian ikhlas menurut istilah adalah: menghendaki keridhaan Allah dalam suatu amal, membersihkannya dari segala kesenangan individu maupun duniawi. Tidak ada yang melatar belakangi suatu amal, kecuali karena Allah dan demi hari akhirat.

'Izzuddin bin Abd as-Salām berpendapat bahwa: 
“Ikhlas ialah, seorang mukallaf melaksanakan ketaatan semata-mata karena Allah. Dia tidak berharap pengagungan dan penghormatan manusia, dan tidak pula berharap manfaat dan menolak bahaya”.

Al-Harawi mengatakan: 
Ikhlas ialah, membersihkan amal dari setiap noda. Atau seorang yang tidak mencari perhatian di hati manusia dalam rangka memperbaiki hatinya di hadapan Allah, dan tidak suka seandainya manusia sampai memperhatikan amalnya, meskipun hanya seberat biji sawi”.

Amal dengan ikhlas ibarat jasad dengan ruh. Suatu amal tidak disertai ikhlas sama dengan jasad tanpa ruh. Jika kita melakukan shalat, syarat dan rukunnya lengkap namun tidak ikhlas, ibaratnya seperti kita menghadiahkan hewan sapi yang lengkap anggota badannya kepada presiden atau orang yang paling kita hormati, namun tidak mempunyai ruh alias bangkai. Maka dianggap penghinaan, dan sangat tidak layak, Bapak presiden pun tidak akan menerimanya. Demikiaanlah ibarat amal yang kita persembahkan kepada Allah SWT.

Pahala suatu amal tergantung kepada dorongannya. Kalau amal didorong karena Allah SWT atau untuk kenikmatan akhirat maka akan mendapat pahala di akhirat kelak. Jika dorongan amal hanya untuk kesenangan nafsu atau kenikmatan duniawi maka di akhirat kelak tidak mendapatkan pahala
sama sekali, bahkan berdosa. Dan jika dorongan amal bercampur antara karena Allah SWT dan untuk duniawi sekaligus maka menurut para ulama berbeda pendapat. Sebagian ulama menyatakan tetap mendapat pahala namun dikurangi kadar niat dorongan duniawinya. Ulama lain menyatakan tidak akan mendapat pahala di akhirat sama sekali.

b. Dalil naqli tentag Ikhlas
Termaktub pada Q.S. Al-An’am/6: 162-163;
Artinya ;


“Katakanlah: Sesungguhnya sembahyangku, ibadatku, hidupku dan matiku hanyalah untuk Allah, Tuhan semesta alam.

Tiada sekutu bagiNya; dan demikian Itulah yang diperintahkan kepadaku dan aku adalah orang yang pertama-tama menyerahkan diri (kepada Allah)”.
(Q.S. Al-An'am: 162-163).

Ayat ini menunjukkan bahwa Allah memerintahkan agar hidup dan kehidupan ini dipersembahkan untuk mencari ridla Allah, bukan untuk memuaskan kesenangan nafsu. Mencari ridla Allah dilakukan dengan segala sesuatu dengan baik sesuia syariat sebagaimana yang diajarkan para ulama yang shaleh.

c. Contoh ikhlas
Rasa ikhlas itu sangat sulit dan rumit. Yang mengetahui hanya Allah dan kadang tidak kita sadari. Contohnya adalah sebagai berikut; dikisahkan ada seorang ‘alim yang selalu shalat di shaf paling depan. Suatu hari ia datang terlambat, maka ia mendapat shalat di shaf kedua. Di dalam benaknya terbersit rasa malu kepada para jama’ah lain yang melihatnya. Maka pada saat itulah, ia menyadari bahwa sebenarnya kesenangan dan ketenangan hatinya ketika shalat di shaf pertama pada hari-hari sebelumnya disebabkan karena ingin dilihat orang lain.

D. PERILAKU ORANG YANG SYUKUR, DERMAWAN, IKHLAS, TAWAKAL

Dengan memahami ajaran Islam berkaitan dengan akhlak terpuji ini, sebagai pelajar sebaiknya kita memiliki sikap sebagai berikut;

1. Bersikap menghargai sekecil apapun anugerah dari Allah SWT, tidak menyianyiakannya. Pergunakan anugerah itu untuk melakukan kebaikan, jangan sampai menggunakan anugerah itu untuk bermaksiat kepada Allah SWT. Dengan demikian kita termasuk orang yang bersyukur. Allah akan menambah kebaikan itu terus menerus.

2. Peduli kepada orang lain. Berilah bantuan kepada orang lain, sebelum diminta agar harga diri orang tersebut terjaga dan tidak turun gara-gara meminta. Karena tangan di atas lebih baik dari pada tangan di bawah. Orang peminta harga dirinya akan turun.

3. Rajinlah berusaha semaksimal mungkin, hasilnya serahkan kepada Allah SWT yang maha kuasa. Apapun yang ditakdirkan setelah kita berusaha itulah yang terbaik menurut Allah SWT. Jangan bersedih, putus asa dan hancur diri ketika gagal.

4. Semua yang kita lakukan dari kebaikan sekeci apapun, niatkanlah dengan baik yaitu untuk Allah SWT atau untuk kebahagiaan di akhirat kelak. Hindari beramal hanya menuruti kesenangan nafsu atau tujuan duniawi.


Tidak ada komentar:

Write a Comment

Pendapat Kami

Profil

Artikel

Inspiratif

Agama

Mapel