,

    Rosbandi, M.Pd. Nama yang tidak asing lagi di kalangan pendidikan di kecamatan Mauk. Ia lahir di Tangerang, 17 Maret 1960. Menamatkan pendidikan dasarnya di Madrasah Ibtidaiyah Mathla'ul Anwar Tegal Kunir Lor pada tahun 1974. Setelah itu Pak Ros (nama panggilan beliau) belajar di PGA MA di tahun 1979. Pak Ros juga pernah menuntut ilmu di Pandeglang, tepatnya ketika masih duduk di madrasah Aliyah Mathla'ul Anwar Menes pada tahun 1981. Usai belajar di sana, lalu ia menggali ilmu agama di IAIN Syarif Hidayatullah Jakarta hingga tahun 1990. 

    -->
    Selama kuliah, "pak Ros" paling suka mengikuti aktifitas di HMI, KAMAJAYA dan IKMABI. Guru yang bersahaja ini paling suka dengan cerita-cerita humor dan kisah-kisah teladan tempo doeloe. Maka tak heran bila pria humoris ini lekas melekat di hati para muridnya sejak pengabdiannya di Madrasah di era 1990-an hingga sekarang. Karena pergaulannya yang supel, pak Ros sekarang menjabat sebagai Wakil Kepala Madrasah bidang Hubungan Masyarakat di MAN Mauk. Pesannya untuk anak-anak, "tingkatkan terus kualitas diri!".

    ,

    Hani Nurhaeni, S.Pd., M.Pd, lahir di Tasikmalaya, 7 September 1976. Menamatkan Sekolah Dasar di SDN Picung Remuk I Tasikmalaya. Setelah tamat di STMN I Tasikmalaya, ia kuliah di jurusan Tek. Elektro, UPI Bandung. Selama belajar di sana, Bu Hani, --begitu ia akrab disapa, paling suka aktif di PMR dan Pramuka. Hal lain yang paling ia suka adalah mempelajari instalasi listrik. 

    Mengabdi pertamakali sebagai guru/tenaga pengajar di MAN Mauk pada tahun 2002. Sebagai PNS guru di madrasah, Bu Hani juga aktif mengajar di STKIP Banten. 

    Pesan untuk anak-anak: Rajinlah belajar, capailah cita-cita setinggi langit, agar kamu menjadi anak yang berguna bagi bangsa dan Negara serta dunia dan akhirat.

    ,

    Bayi Faeruzi, S.Pd, lahir di Tangerang 26 Juni 1976. setelah menamatkan Sekolah Dasar Negeri 2 Mauk pada tahun 1989, SMPN 1 Mauk dan SMAN 1 Mauk, ia belajar di UHAMKA hingga tahun 2000.

    Satu hal yang menarik selama belajar di SMA, ia paling senang aktif di OSIS Seksi Kerohanian Islam (ROHIS). Hobi itu terus berlanjut hingga di Perguruan Tinggi, tepatnya di IMM. Selama di sekolah dan PT itu, ia juga senang dengan mata pelajaran Sosiologi dan Ekonomi Macro dan Micro. Namun jangan tanya dengan pelajaran-pelajaran eksakta. "Saya paling benci dengan pelajaran-pelajaran berhitung", tegasnya. Sebagai guru atau staf pengajar di MAN Mauk sejak tahun 1997, pak Bayi –begitu ia akrab disapa, begitu akrab dengan denyut nadi madrasah yang didirikan sejak 1995 ini. Karena itu pula, pak Bayi sering dipercaya untuk menjadi koordinator dan Pembina Seni setiap hari Sabtu.

    ,


    -->

    Ikhwan Kamil Marfu, ini adalah nama lengkap saya. Saya dilahirkan di Tangerang pada hari Rabu tanggal 10 Nopember 1965, di ”bubuan” Sumur Bor Desa Jati Kec. Mauk (sekarang Desa Buaranjati Kec. Sukadiri).
    Ketika menginjak usia sekolah sekitar umur 6 tahun, ditandai dengan tangan kanan dah bisa sampai ke telinga melintasi atas kepala, saya mulai disekolahkan di SDN Jatigintung I pagi. Waktu itu belum ada TK. Saya menyelesaikan SD pada tahun 1977. Pada waktu SD kelas 2, pada siang hari saya bersekolah juga di Madrasah Ibtidaiyah Mathla’ul Anwar Jati (sekarang SMP MA Buaranjati). Gak sampai kelas 6, karena kelas 5 dah ikutan ujian. (yah kalau sekarang ekselerasi, lah).
    Selesai tamat di SD kemudian melanjutkan sekolah di SMPN 1226 Mauk yang sekarang berubah nama menjadi SMPN I Mauk, yang kemudian tamat di tahun 1981. Ingat loh waktu kelas I SMP sekolahnya setahun setengah. Kebijakan pemerintah secara nasional ditambah setengah tahun. Makanya sekarang tahun ajaran baru dimulai pada bulan Juli, padahal sebelumnya tahun ajaran baru dimulai pada bulan Januari. Biarin aja lah biar tambah pinter.
    Tamat SMP, saya melanjutkan ke Madrasah Aliyah Mathla’ul Anwar Pusat Menes Pandeglang. Kenapa melanjutkan ke Menes? Karena waktu itu Menes lagi ’ngetrend’. Kan budaya orang Jati mah ”tuturuti”. Rame ke Menes, banyak ke Menes. Rame ke Cipasung banyak ke Cipasung. Begitu kan sampe sekarang juga? Di Aliyah MA Menes tamat tahun tahun 1984. Enakin juga loh 3 tahun tinggal di Menes. Bisa belajar bahasa sunda yang agak halus, belajar ’nyoret’ kitab gundul, belajar berkebun, dan seabreg pengalaman.
    Tapi juga pernah ngalami kenangan pahit tuh! apa? Waktu kelas 1 pernah jatuh dari jembatan kereta, masih untung gak ke jurang, karena keburu pegangan ke besi jembatan.
    Dari Menes melanjutkan ke Ciputat yaitu ke IAIN (sekarang UIN), ambil Fakultas Tarbiyah jurusan/program IPS, karena bercita-cita ingin jadi guru. Tamat Januari 1990. Sehingga mulai Januari 1990, tambah panjang deh namanya menjadi Drs. Ikhwan Kamil Marfu.
    Sejak tahun 1990 mulai mencoba ngamalin ilmu yaitu dengan mengajar sembari mengabdi di Perguruan MA Jati. Ya sambil bolak balik ke Ciputat. Karena waktu itu masih ada kerjaan ngajarin privat ngaji, lumayan buat tambah-tambah.
    Tahun 1993, alhamdulillah mulai menjadi pegawai negeri Perpustakaan Nasional di Salemba Raya Jakarta. Banyak juga pengalaman dan ilmu baru yang diperoleh di kantor ini, terutama dunia perpustakaan. Di Perpustakaan Nasional pernah dipercaya sebagai Subyek Spesialis Islam, pernah juga jadi Ketua Kelompok pengolahan Bahan Pustaka Luar Negeri, juga pernah jadi Wakil Sekretaris KORPRI Unit Perpusnas.
    Tahun 2000, karena punya rumah di kampung halaman, akhirnya dinasnya tidak lagi di Perpusnas (sebutan singkat Perpustakaan Nasional). Tapi pindah ke ’habitatnya’ sebagai guru, yakni guru di Madrasah Aliyah Negeri (MAN) Mauk. Sejak tahun 2001 sampai sekarang mengajar mata pelajaran Sejarah.
    Disamping tugas pokok mengajar, juga ada tugas tambahan, yaitu: pernah jadi Wakil Kepala Madrasah Bidang Kesiswaan, dan Wakil Kepala Madrasah Bidang Humas. Sekarang tugas tambahannya sebagai Wakil Kepala Madrasah Bidang Kurikulum.
    Sejak tahun 2006, karena tuntutan aturan dan zaman, bersama teman-teman guru, melanjutkan kuliah program S2 di Universitas PGRI Adi Buana Surabaya. Kuliahnya gak di Surabaya, tapi setiap semester wajib ke Surabaya. Tahun 2008 alhamdulillah kuliahnya selesai. Sehingga namanya tambah panjang lagi deh menjadi Drs. Ikhwan Kamil Marfu, M.Pd.
    Waktu sekolah dan kuliah seneng banget tuh ke --yang namanya-- berpacaran, eh sorry ’berorganisasi’ maksudnya. Di Aliyah dulu pernah jadi Ketua Ikatan Pelajar Tangerang-Menes. Juga waktu kelas 2 jadi ketua IPMA (Ikatan Pelajar Mathla’ul Anwar). Waktu kuliah, beberapa organisasi pernah diselami. Diantaranya; pernah jadi pengurus HMB (Himpunan Mahasiswa Banten) cabang Ciputat. Pernah jadi Ketua KAMAJAYA (Keluarga Abituren Mathla’ul Anwar Jakarta Raya). Pernah jadi Pengurus HMI (Himpunan Mahasiswa Islam) cabang Ciputat. Juga pernah jadi Ketua Umum PII (Pelajar Islam Indonesia) Cabang Ciputat. Wah kapan tuh bagi waktu untuk kuliah dan berorganisasi? Kenyataannya bisa. Terbukti hasil kuliahnya (IP-nya) tinggi juga. Berorganisasi itu asik juga, banyak ilmu yang bisa kita peroleh yang tidak diberikan di bangku kuliah. Disamping itu juga bisa banyak berkenalan dengan semua lapisan masyarakat dan bisa melakukan kunjungan/pesiar ke berbagai tempat.
    Buat anak-anak Bapak yang baik hati dan rajin mengaji, pesan Bapak:
    Kalau ingin jadi orang sukses, rajin-rajinlah belajar. Belajar ke Buku, belajar ke Orang-orang, dan Belajar ke Alam. Hiduplah dengan penuh PD, jangan cepat putus asa. Hiduplah seperti air. Kamu liat air, dia tidak pernah diam, selalu gerak terus mencari dan mengisi lubang-lubang yang kosong, dia gak tamak, tidak pernah air mucung ketika mengisi yang kosong. Air tidak sombong, kamu liat kalaupun dia dipaksa untuk mancur, tapi dia tetap tawadhu (rendah hati) ke bawah lagi. Padahal dia mampu menyegarkan orang saat kehausan. Hiasilah hidupmu dengan banyak melakukan aktifitas positip, jangan mengikuti orang lain yang kita tidak tau manfaatnya (wala taqfu ma laisa laka bihi ’ilm). Kata Uyut Urang jatimah ”Ulah Tuturuti Lamun Teu Ngarti”, semoga.

    Anda belum beruntung anda belum beruntung anda belum beruntung anda belum beruntung anda belum anda belum beruntung anda belum beruntung anda belum beruntung anda belum beruntung belum beruntung anda belum beruntung anda beruntung anda belum beruntung belum anda beruntung anda belum beruntung anda belum beruntung anda belum beruntung anda belum anda belum beruntung anda belum beruntung belum beruntung anda belum anda belum beruntung anda belum beruntung belum beruntung belum beruntung anda belum beruntung anda belum beruntung anda belum beruntung anda belum beruntung anda belum beruntung anda belum beruntung anda belum anda belum beruntung anda belum beruntung anda belum beruntung anda belum beruntung anda belum beruntung belum beruntung.

     Mohon maaf atas ketidaknyamanan ini. Ketidakberuntungan ini bukanlah jawaban, dan bukan final.  Barangkali ada hal-hal teknis yang tidak bisa menjawab ini, mungkin berkaitan dengan pola perilaku, sesuatu yang bersifat afektif, dan mudah-mudahan tidak berkaitan dengan prestasi belajar atau kognitif. 

    Sebaiknya, diskusikan ini baik-baik dengan pihak Wakil Kepala Madrasah bidang Kurikulum, yaitu Bapak H. Ikhwan Kamil Marfu, M.Pd. Jangan menunda-nunda waktu lagi, silakan hari ini menghadap beliau. 

    Terima kasih.

    Salam dari kami,
    Admin Blog MAN Mauk.

     
     






    Al-Quran Perisaiku

    Cerpen: Rahmita El Jannati


    Derap langkahnya lincah dan teratur. Selincah pergerakan impuls yang berlalu lalang di setiap sel otaknya. Matanya menatap lurus ke depan, menyibak molekul kekaguman dari sekitar yang bermuara padanya. Suara berbisik terlantun dari mulut-mulut makhluk dengan rok abu-abu selutut. Di ujung koridor kelas, seorang teman wanitanya sengaja menyingkap rok beberapa senti di atas lutut. Berharap mata elang itu menukik pada keindahan kakinya. Sayang, gadis tadi tak lebih layaknya debu yang terbang dan menghilang. Lelaki itu tak tertarik sama sekali.

    Dua sohib bernama Ferdi dan Evan telah menunggunya diambang gerbang. Mereka ber-tos ala mereka sebelum Evan memulai celotehnya.

    "Wuih, hebat lu bro! lu berhasil ngalahin kak Hamdi? Ck-ck-ck. Padahal dia kan senior yang udah nyebar kemana-mana kemampuan debatnya. Seantero sekolah juga hafal nama dia!"

    "Tapi pastinya nama gue lebih booming dong…" sosok itu mendaratkan jari di dadanya sendiri. Evan dan Ferdi tertawa mengiyakan.

    "Yupz! Mau debat sains, politik, ekonomi, atau apa ajalah, argumen-argumen lu ngebuat lawan bungkam dan kalah tekak! Kayak kak Hamdi tadi!"

    "Survei membuktikan, dari setiap ajang debat yang diadakan sekolah ini, cuman lu yang selalu top rank. Gelar The Master emang pantes buat lu!"

    Bibir sosok itu tak lagi horizontal. Melainkan membentuk bulan sabit yang tertidur. Ia sedikit terkekeh mendengar pujian itu.

    "Tak heran kalau Bu Ratna, gokur fisika kita, seneng sekali sama lu."

    Ucapan singkat Ferdi membuat kening lawan bicaranya berkerut.

    "Maksud gue, beliau sebegitu kagumnya sampai-sampai tak jarang mengobral nama si Desia di depan lu."

    "Kayak mau ngejodoh-jodohin gitu ama anaknya…" Evan membumbui hingga mereka mereka tergelak hebat.

    Tak ada yang boleh menyaingiku, batinnya bersuara. Biji-biji keangkuhan telah berkecambah di dada Junior, nama lelaki berwajah perfect itu.

    ***

    Seluruh kelas XI mendadak riuh dengan jerit para penghuninya.

    Pasalnya, Junior Sang Idola terpilih jadi utusan sekolah untuk mengikuti lomba debat se-kabupaten Bandung. Bangganya ia. Terbetik dalam hatinya untuk merebut piala serta piagam penghargaan dari lawan-lawannya.

    Siang itu, matahari bersinar lebih terik. Lidah planet terpanas itu menjulur-julur dari balik dedaunan pohon tempat Junior memarkir motor. Sebuah suara memanggil tepat ia meletakkan helm di kepalanya. Rupanya Nirvan. Anak kelas IPA 1.

    "Selamat! Kau tersaring untuk ikut lomba spektakuler itu." Disalaminya jemari Junior dengan mantap. Yang disalami tersenyum sumringah.

    "Kuberi tahu satu hal. Ini adalah rahasia umum di luar sana. Tapi mungkin saja kau belum tahu." Mendengar kata debat, jiwanya bergelora seketika." Rahasia apa?"

    "Ada seseorang yang tak kalah hebatnya darimu. Ia bisa membabat habis lawan-lawannya dengan sekali gebrakan. Mungkin saja ia jadi lawanmu nanti."

    "Kau pikir aku takut?"

    "Pembicaraanku tak menuju kesana,Bung! Aku hanya menyarankan agar kau hati-hati. Dia makhluk yang cukup cantik."

    Junior mengeleng-gelengkan kepalanya. "Ada-ada saja kau ini."

    ***

    Jantung junior laksana puncbag yang dihantam seorang petinju. Kini giliran ia kembali mengemukakan argumen yang sebelumnya hampir selalu ditangkis lawan yang duduk di depannya itu. Sebab Wanita Tertindas adalah topic yang juri tentukan untuk lomba kali ini.

    "Wanita selalu tertindas, terbelakang, dan diabaikan khususnya pada masa silam, itu karena akibat hukum turun temurun yang harus mereka tanggung atas kesalahan yang di lakukan nenek moyangnya, yaitu Hawa." Junior berhenti sejenak dan meneruskan kata-katanya.

    "Hawa di takdirkan sebagai penggoda. Ia tak bersyukur atas nikmat syurga yang ia terima dengan mendesak Adam untuk memetik buah terlarang. Kalau bukan Hawa, tak akan ada lelaki yang suka hal-hal terlarang. Tak akan ada wanita yang mengkhianati suaminya. Sifat-sifat buruk mutlak seperti lemah, senang berfoya-foya, penggoda, semuanya itu menjadi faktor wanita ditindas dan diabaikan. Sifat-sifat tersebut dapat menjadi penghambat dalam dunia politik, ekonomi, serta bisnis bila wanita bergelut di dalamnya. Sebabnya, wanita dapat menimbulkan kekacauan dan merusak semua tatanan dengan sifat-sifat buruknya.. Bicara tentang sifat, berarti kita memasuki lingkup hukum pewarisan sifat. Dari mana sifat-sifat itu berasal? Tentunya itu diwariskan wanita-wanita sebelumnya. Dan ujung-ujungnya merujuk pada wanita pertama yang diciptakan. Dia adalah Hawa!" Suara junior sedikit menggelegar, mengiring pikiran para audience pada sejarah awal penciptaan dua insan di syurga. Junior yakin, bahwa pengetahuannya tentang topik ini bisa menggulingkan perempuan yang pernah Faisal ceritakan. Ia bernama Khansa. Mulut perempuan berhidung mancung itu siap meluncurkan ketidaksetujuannya terhadap pendapat Junior.

    "Pendapat anda mengenai tertindasnya wanita karena kesalahan Hawa adalah kesalahan besar." Para penonton terhipnotis dengan kalimat pertama Khansa. Mereka diam bak patung-patung Mesir kuno.

    "Tidak adil bila Hawa harus menanggung seluruh kesalahan itu. Adam dan Hawa sama-sama tergoda oleh provokator ulung di belakang mereka, yaitu Iblis. Iblis tahu Hawa itu lemah, sehingga ia lebih menekankan rayuannya pada Hawa. Jika ingin menyalahkan Hawa karena ia lemah, seharusnya Adam bisa dan dituntut untuk tahan godaan. Saya tak mau menyalahkan salah seorang dari mereka karena keduanya sama-sama bertanggung jawab terhadap pengusiran dari syurga." Khansa tetap dalam sikap tenangnya.

    "Hukum pewarisan sifat tidak bisa jadi alasan kuat. Rasulullah di masa silam telah meluruskan perilaku dan adat-adat wanita Jahiliah. Akhlakul karimah akhirnya terbentuk, dan pemahaman untuk menjahui sifat buruk yang anda sebutkan sudah menjadi sesuatu yang dipegang teguh dalam kehidupan sehari-hari. Saya juga tidak setuju bahwa wanita jadi pengacau dalam sektor-sektor sosial. Banyak kok, laki-laki yang melejit dalam karir maupun ibadah karena perempuan. Kalaupun banyak yang lalai, itu bukan semata-mata kesalahan wanita. Namun karena mental keislamannya yang belum sempurna. Pepatah mengatakan, wanita adalah tiang agama. Mengapa? Karena kejayaan suatu peradaban dimulai dengan beresnya rumah tangga yang di tangani oleh kaum hawa.. Intinya, tertindasnya wanita tak ada sangkut paut dengan Hawa. Melainkan banyak dari kaum penindas yang terkontaminasi oleh unsur misoginis yang disusupkan Yahudi yang menyebutkan hawa pendosa. Sehingga, wanita dapat diberlakukan semena-mena. Bagaimana pendapat anda selanjutnya?"

    Junior terpekur. Otaknya mendidih. Dadanya terbakar. Pikirannya mencari cara untuk mempertahankan argumennya. Obsesinya untuk menjadi nomor satu meletup-letup namun tak ada sepatah katapun yang bisa ia lontarkan. Sorot mata Khansa seolah berkata 'Mana lagi argumenmu? Ayo keluarkan!'. Junior gelisah. Ia tak dapat berfikir. "Tok-tok-tok" Juri memukul palu di atas meja tanda waktu aju pendapat gilirannya telah habis.

    "Shit! "umpat Junior pelan.

    ***

    Junior tak habis fikir, mengapa dirinya bisa jatuh oleh wanita seperti Khansa. Dibalik ketajaman argumentasinya, pasti ada sesuatu yang tersembunyi, gumam Junior. "Akan kuselidiki!" Ia mengirim SMS pada Faisal untuk meminta alamat sekolah Khansa.

    ***

    "Kau mau tau rahasiaku?" Khansa menggoda Junior. Lelaki itu mengangguk cepat. Ia sebenarnya gengsi menanyakan langsung pada rival barunya itu. Tapi ia coba menguburnya dalam-dalam.

    "Sederhana saja. Rahasia itu adalah Al-Quran. Tempat segala ilmu bersumber. Dalam Al-Quran, terdapat jawaban dari setiap permasalahan yang muncul di permukaan. Ia memberikan solusi dan pengarahan yang akurat dan terbukti kebenarannya. Dalam setiap perdebatan, argumen yang kupakai diambil dari penjelasan Al-Quran. Karena Ia adalah referensi kehidupan setelah hadist."

    Junior termanggu. Ia telah menemukan kuncinya, tapi tak bisa mempergunakannya. Kitab tebal itu hampir tak pernah ia jamah. Karena keindahan warna covernya yang berwarna emas, Al-Quran hanya jadi pajangan antik di lemari kaca. Junior sadar, ternyata di dalamnya terdapat hal-hal berharga yang hanya dapat terkuak oleh orang-orang yang mempelajari dan memahaminya.

    "Aku selalu tenggelam dalam keindahan dan kesejukan tiap kali membacanya. Aku jatuh cinta pada Al-Quran. Mempelajarinya adalah bagian hidupku. Setiap dua hari sekali, aku mengkaji dan menghafal Al-Qur'an bersama seorang Ustadzah ditempat pengajianku. " sambung Khansa.

    Junior semakin terpaku. Betapa selama ini kesehariannya jauh dari nilai-nilai Al-Quran. Ia telah membentangkan jarak dengan petunjuk-petunjuk Tuhannya.

    Junior tertunduk, menenungi dirinya sendiri. Tarikan nuraninya muncul membuahkan satu tekad. Ia ingin menjadi manusia yang lebih berarti. Ingin memiliki pegangan jelas dalam hidupnya sehari-hari. Ia ingin mendalami Al-Quran seperti yang Khansa yang telah mendapat banyak kemudahan dan kebahagian.

    "Khansa, aku tertarik untuk belajar Al-Quran serta maknanya. Bolehkah aku ikut mengaji di tempat pengajianmu?'

    "Siapa yang melarang?" senyum Khansa terlihat seperti pelangi terbalik di mata Junior. Kembali menjadi The Master dengan Al-Quran sebagai perisai ketika debat, mengapa tidak? pikirnya. (RE)


    rahmitael@yahoo.com

    Rahasia Kecerdasan Orang Yahudi

    (Artikel Dr. Stephen Carr Leon)

    Patut menjadi renungan bersama. Stephen menulis dari pengamatan langsung. Setelah berada 3 tahun di Israel karena menjalani housemanship dibeberapa rumah sakit di sana. Dirinya melihat ada beberapa hal yang menarik yang dapat ditarik sebagai bahan tesisnya, yaitu, "Mengapa Yahudi Pintar?" Ketika tahun kedua, akhir bulan Desember 1980, Stephen sedang menghitung hari untuk pulang ke California, terlintas di benaknya, apa sebabnya Yahudi begitu pintar? Kenapa tuhan memberi kelebihan kepada mereka? Apakah ini suatu kebetulan? Atau hasil usaha sendiri? Maka Stephen tergerak membuat tesis untuk Phd-nya. Sekadar untuk Anda ketahui, tesis ini memakan waktu hampir delapan tahun. Karena harus mengumpulkan data-data yang setepat mungkin. Marilah kita mulai dengan persiapan awal melahirkan. Di Israel, setelah mengetahui sang ibu sedang mengandung, sang ibu akan sering menyanyi dan bermain piano. Si ibu dan bapak akan membeli buku matematika dan menyelesaikan soal bersama suami. Stephen sungguh heran karena temannya yang mengandung sering membawa buku matematika dan bertanya beberapa soal yang tak dapat diselesaikan. Kebetulan Stephen suka matematika. Stephen bertanya, "Apakah ini untuk anak kamu?" Dia menjawab, "Iya, ini untuk anak saya yang masih di kandungan, saya sedang melatih otaknya, semoga ia menjadi jenius." Hal ini membuat Stephen tertarik untuk mengikut terus perkembangannya. Kembali ke matematika tadi, tanpa merasa jenuh si calon ibu mengerjakan latihan matematika sampai genap melahirkan.

    Hal lain yang Stephen perhatikan adalah cara makan. Sejak awal mengandung dia suka sekali memakan kacang badam dan korma bersama susu. Tengah hari makanan utamanya roti dan ikan tanpa kepala bersama salad yang dicampur dengan badam dan berbagai jenis kacang- kacangan. Menurut wanita Yahudi itu, daging ikan sungguh baik untuk perkembangan otak dan kepala ikan mengandungi kimia yang tidak baik yang dapat merusak perkembangan dan penumbuhan otak anak didalam kandungan. Ini adalah adat orang orang Yahudi ketika mengandung. menjadi semacam kewajiban untuk ibu yang sedang mengandung mengonsumsi pil minyak ikan. Ketika diundang untuk makan malam bersama orang orang Yahudi.. Begitu Stephen menceritakan, "Perhatian utama saya adalah menu mereka. Pada setiap undangan yang sama saya perhatikan, mereka gemar sekali memakan ikan (hanya isi atau fillet)," ungkapnya. Biasanya kalau sudah ada ikan, tidak ada daging. Ikan dan daging tidak ada bersama di satu meja. Menurut keluarga Yahudi, campuran daging dan ikan tak bagus dimakan bersama. Salad dan kacang, harus, terutama kacang badam. Uniknya, mereka akan makan buah buahan dahulu sebelum hidangan utama. Jangan terperanjat jika Anda diundang ke rumah Yahudi Anda akan dihidangkan buah buahan dahulu. Menurut mereka, dengan memakan hidangan kabohidrat (nasi atau roti) dahulu kemudian buah buahan, ini akan menyebabkan kita merasa ngantuk. Akibatnya lemah dan payah untuk memahami pelajaran di sekolah.

    Di Israel, merokok adalah tabu, apabila Anda diundang makan dirumah Yahudi, jangan sekali kali merokok. Tanpa sungkan mereka akan menyuruh Anda keluar dari rumah mereka. Menyuruh Anda merokok di luar rumah mereka. Menurut ilmuwan di Universitas Israel, penelitian menunjukkan nikotin dapat merusakkan sel utama pada otak manusia dan akan melekat pada gen. Artinya, keturunan perokok bakal membawa generasi yang cacat otak ( bodoh). Suatu penemuan yang dari saintis gen dan DNA Israel. Perhatian Stephen selanjutnya adalah mengunjungi anak-anak Yahudi. Mereka sangat memperhatikan makanan, makanan awal adalah buah buahan bersama kacang badam, diikuti dengan menelan pil minyak ikan (code oil lever). Dalam pengamatan Stephen, anak-anak Yahudi sungguh cerdas. Rata rata mereka memahami tiga bahasa, Hebrew, Arab dan Inggris. Sejak kecil mereka telah dilatih bermain piano dan biola. Ini adalah suatu kewajiban. Menurut mereka bermain musik dan memahami not dapat meningkatkan IQ. Sudah tentu bakal menjadikan anak pintar. Ini menurut saintis Yahudi, hentakan musik dapat merangsang otak. Tak heran banyak pakar musik dari kaum Yahudi. Seterusnya di kelas 1 hingga 6, anak anak Yahudi akan diajar matematika berbasis perniagaan. Pelajaran IPA sangat diutamakan. Di dalam pengamatan Stephen, "Perbandingan dengan anak anak di California, dalam tingkat IQ-nya bisa saya katakan 6 tahun kebelakang!! !" katanya.

    Segala pelajaran akan dengan mudah di tangkap oleh anak Yahudi. Selain dari pelajaran tadi olahraga juga menjadi kewajiban bagi mereka. Olahraga yang diutamakan adalah memanah, menembak dan berlari. Menurut teman Yahudi-nya Stephen, memanah dan menembak dapat melatih otak fokus.. Disamping itu menembak bagian dari persiapan untuk membela negara. Selanjutnya perhatian Stephen ke sekolah tinggi (menengah). Di sini murid-murid digojlok dengan pelajaran sains. Mereka didorong untuk menciptakan produk. Meski proyek mereka kadangkala kelihatannya lucu dan memboroskan, tetap diteliti dengan serius. Apa lagi kalau yang diteliti itu berupa senjata, medis dan teknik. Ide itu akan dibawa ke jenjang lebih tinggi.

    Satu lagi yg di beri keutamaan ialah fakultas ekonomi. Saya sungguh terperanjat melihat mereka begitu agresif dan seriusnya mereka belajar ekonomi. Diakhir tahun diuniversitas, mahasiswa diharuskan mengerjakan proyek. Mereka harus memperaktekkanya. Anda hanya akan lulus jika team Anda (10 pelajar setiap kumpulan) dapat keuntungan sebanyak $US 1 juta! Anda terperanjat? Itulah kenyataannya. Kesimpulan, pada teori Stephen adalah, melahirkan anak dan keturunan yang cerdas adalah keharusan. Tentunya bukan perkara yang bisa diselesaikan semalaman. Perlu proses, melewati beberapa generasi mungkin?

    Kabar lain tentang bagaimana pendidikan anak adalah dari saudara kita di Palestina.

    Mengapa Israel mengincar anak-anak Palestina?

    Terjawab sudah mengapa agresi militer Israel yang biadab dari 27 Desember 2008 kemarin memfokuskan diri pada pembantaian anak-anak Palestina di Jalur Gaza. Seperti yang kita ketahui, setelah lewat tiga minggu, jumlah korban tewas akibat holocaust itu sudah mencapai lebih dari 1300 orang lebih. Hampir setengah darinya adalah anak-anak. Selain karena memang tabiat Yahudi yang tidak punya nurani, target anak-anak bukanlah kebetulan belaka. Sebulan lalu, sesuai Ramadhan 1429 Hijriah, Ismali Haniya, pemimpin Hamas, melantik sekitar 3500 anak-anak Palestina yang sudah hafidz al-Quran. Anak-anak yang sudah hafal 30 juz Alquran ini menjadi sumber ketakutan Zionis Yahudi. "Jika dalam usia semuda itu mereka sudah menguasai Alquran, bayangkan 20 tahun lagi mereka akan jadi seperti apa?" demikian pemikiran yang berkembang di pikiran orang-orang Yahudi. Tidak heran jika-anak Palestina menjadi para penghafal Alquran. Kondisi Gaza yang diblokade dari segala arah oleh Israel menjadikan mereka terus intens berinteraksi dengan al-Qur'an. Tak ada main Play Station atau game bagi mereka. Namun kondisi itu memacu mereka untuk menjadi para penghafal yang masih begitu belia. Kini, karena ketakutan sang penjajah, sekitar 500 bocah penghafal Quran itu telah syahid. Perang panjang dengan Yahudi akan berlanjut entah sampai berapa generasi lagi. Ini cuma masalah giliran. Sekarang Palestina dan besok bisa jadi Indonesia. Bagaimana perbandingan perhatian pemerintah Indonesia dalam membina generasi penerus dibanding dengan negara tetangganya. Ambil contoh tetangga kita yang terdekat adalah Singapura. Contoh yang penulis ambil sederhana saja, Rokok. Singapura selain menerapkan aturan yang ketat tentang rokok, juga harganya sangat mahal. Benarkah merokok dapat melahirkan generasi "Goblok!" kata Goblok bukan dari penulis, tapi kata itu sendiri dari Stephen Carr Leon sendiri. Dia sudah menemui beberapa bukti menyokong teori ini. "Lihat saja Indonesia," katanya seperti dalam tulisan itu. Jika Anda ke Jakarta, di mana saja Anda berada, dari restoran, teater, kebun bunga hingga ke musium, hidung Anda akan segera mencium bau asak rokok! Berapa harga rokok? Cuma US$ .70cts !!! "Hasilnya? Dengan penduduknya berjumlah jutaan orang berapa banyak universitas? Hasil apakah yang dapat dibanggakan? Teknologi? Jauh sekali. Adakah mereka dapat berbahasa selain dari bahasa mereka sendiri? Mengapa mereka begitu sukar sekali menguasai bahasa Inggris? Ditangga berapakah kedudukan mereka di pertandingan matematika sedunia? Apakah ini bukan akibat merokok? Anda fikirlah sendiri?


Top